Skip to main content

Badan Enak Mahasiswi Part 6 : Runtuhnya Organisasi Dakwah Kampus

Seminggu kemudian, sejumlah organisasi membuka program sejenis magang bagi mahasiswa baru. Sesuai dugaan, Peter mendaftar ke BEM dan satu organisasi lainnya adalah klub belajar bernama Books Diamonds. Walaupun hanya sebuah klub belajar, Nabila dan kawan-kawan mewaspadai kelompok yang dikepalai oleh Riky yang notabene adalah rival sekaligus anggota kelompok yang paling mereka benci. Melihat pendaftar yang ramai, Dea menghampiri Riky ditemani Ratu dan Sofi. “Oh, jadi sekarang mau racunin maba lagi nih ceritanya.” ucap Dea ketus kepada Riky. “Apaansih mbak. Gue bikin kelompok belajar udah dinyinyirin.” balas Riky cuek. “Pokoknya apapun yang kalian lakukan, kami awasi terus.” Dea kemudian kembali untuk laporan kepada Nabila.


Sam masih dilanda kekecewaan oleh ulah para kabinet srikandi. Ia tidak bisa lagi menggunakan dana eksternal sembarangan karena harus dilaporkan serinci-rincinya. Tidak ada yang mengetahui bahwa Sam adalah mantan pentolan geng mafia SMA nomor 1 di kotanya sebelum ia pindah ke kampus Pelita Nusantara. Ia terpaksa ikut organisasi kerohanian karena orangtuanya. Diluar dugaan, ia malah dicalonkan menjadi ketua oleh teman-teman nya dan menang. Selama beberapa bulan kepengurusan, ia menggunakan sebagian dana operasional dari kas organisasi mafia AVG. AVG adalah organisasi yang didirikan Sam saat SMA bergerak di bisnis kunci jawaban soal ujian, serta jasa manipulasi nilai, ijazah dan jasa joki ujian. Berkat AVG, organisasi dakwah kampus yang dikomando Sam berhasil merenovasi mushola dengan menambah rak buku serta mengundang tokoh terkenal untuk mengisi kajian rutin.

Saat Sam sedang di kantin, Wann menghampiri. “Bro, kenapa lu ?” ujar Wann sambil menepuk Sam. Di Pelita Nusantara, tiga organisasi yaitu BEM, Organsasi Dakwah dan Keamanan merupakan organisasi yang disegani dan dikenal dengan segitiga merah putih. Sejak Nabila menjabat ketua BEM, hubungan ketiga organisasi mulai sedikit renggang. Ditambah lagi BD sengaja melemahkan diri sehingga hubungan ketiga organisasi semakin memanas. Wann dan Sam adalah kedua pihak yang kini berseberangan dengan BEM berencana untuk melakukan kudeta. “Lo yakin bisa ?” ucap Sam. “Tenang aja bro, kenalan gw bakal bantu-bantu. Gw pura-pura keluar aja supaya lonte-lonte itu ga curigain gw.” balas Wann. “Yaudah, kita ke tkp sekarang.” Sam dan Wann menuju ke markas BD.

Sesampainya di markas BD, mereka langsung disambut Raharjo. “Wah wah wah… liat ini siapa yang dateng.” teriak Raharjo. Seketika 10 orang BD mengelilingi Wann dan Sam bersiap untuk menghajar. “Kalian pasti diminta tolong sama si lonte srikandi itu buat ngalahin gw.” ujar Raharjo sambil bersiap untuk meninju. Sam dengan sigap langsung menangkap tangan Raharjo. “Kayaknya abang yang satu ini satu watak sama si Nabila. Sama-sama nethink.” ujar Sam santai. “Apa-apaan lo nyama-nyamain gw sama si lonte itu ?” Raharjo mulai naik pitam. “Kita kesini justru mau ngajak kerjasama buat ngasih pelajaran ke itu lonte.” ujar Wann. Raharjo diam lalu melepas tinjuannya. “Apaan nih ? Satu pengkhianat sama satu bos kecil mau ngajak proyekan bareng.” Sahut Raharjo diiringi tawa anak buahnya. “Kalian tahu kan aturan mainnya kalo mau collab sama kita ?” ujar Raharjo. “Masalah gituan tenang aja. Gw kasih selir gw si Ifah beserta bawahannya free.” ujar Sam santai. “Gw kasih tau alamat kontrakan anak buahnya Dea si Ratu kalau mau. Tempatnya cocok buat lo pesta pora.” lanjut Wann. “Hmmm… tawaran kalian sepertinya menarik. Yaudah kalian ke belakang sini kita bahas sambil ngopi.” Raharjo berlalu diikuti anak-anak buahnya. “Ifah udah lo jebol bro ? Gile lo.” ujar Wann. “Jebolin memek nya belom sih. Tapi mulut sama susu nya udah jadi lahan gw.” ujar Sam sambil tertawa. Mereka bertiga kemudian rapat bersama dan menemukan kesepakatan.

Beberapa hari setelah pertemuan dengan BD, Wann dan Sam mulai bergerak. Sam melihat Ifah sedang mengadakan rapat bersama para akhwat di halaman kampus. Ifah memiliki tubuh yang tinggi dan bentuk proporsional walau sering ditutup oleh gamis dan jilbab lebar. Walau terlihat alim dan polos, Ifah sudah menjadi alat pemuas Sam sejak dilantik kepala keputrian. Walau demikian, Ifah hanya melayani oral atau sekedar kissing dengan Sam. “Guys, nanti sore ada acara ga kalian ?” sapa Sam. “Hush… salam dulu kalau ketemu main asal ngomong aja. Mau ada acara apa ?” Balas Ifah. “Pokoknya nanti di halaman deket musholla jam 9 malem.” ujar Sam. “Eh… malem banget.” balas Ifah. “Ini disuruh dekan. Akhwat harus ada perwakilannya juga.” , “Oh yaudah deh. Aku aja yang nanti dateng.” Sam kemudian pergi. “Huft.. padahal mau gw karungin semua. Tapi yaudah lah yang penting Ifah udah masuk rencana.” batin Sam.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ifah sudah tiba di halaman musholla untuk menunggu Sam. Sebenarnya Ifah agak risih jika harus menunggu di halaman dekat musholla karena disana cukup sepi dan agak gelap. Sudah dua jam berlalu, Sam masih belum datang. Ifah kemudian menelpon Sam untuk menanyakan posisinya sekaligus izin pulang karena sudah terlalu malam. Saat ia akan menelpon, dari belakang sosok pria berbadan besar langsung menyekap Ifah dengan kain. Salah satu temannya kemudian menggotong Ifah masuk ke sebuah mobil yang sudah terparkir. Ifah terkejut dan berusaha melawan sambil berteriak namun efek kuat obat bius yang disemprotkan ke kain tersebut membuat Ifah lemas dan tertidur.

Sepanjang perjalanan, satu-persatu pakaian Ifah dilucuti hingga menyisakan jilbab lebar yang disampirkan sehingga memperlihatkan payudara 34C nya. Kedua pria di belakang mobil kemudian menancapkan alat sejenis tindik ke kedua puting Ifah. Kemudian, seorang pria mengambil alat sejenis vibrator kecil dan dipasang ke vagina Ifah. “Tiati, kelewatan dikit nanti jebol. Bos bakal marah besar.” , “Tenang aja brader.” . Setelah di markas, tubuh Ifah didirikan lalu diikat membentuk X di tengah ruangan. Raharjo dan Sam yang mengenakan topeng masuk ke ruangan tersebut. “Jadi ini hadiah yang lo janjiin ? boleh juga bodinya.” Raharjo mengelus setiap bagian tubuh Ifah yang masih tidak sadarkan diri. “Kalo lo mau, stok obat gw masih banyak buat nyiksa doi.” ujar Sam. “No ! Gw butuh obat lo tapi buat nanti. Saat ini kita coba alat kenikamatan yang lo bilang ini.” Raharjo menyalakan alat yang dipasang di tubuh Ifah. Efek setrum alat tersebut membuat Ifah terbangun. Ifah melihat sekeliling ada banyak lelaki yang sudah tidak bercelana siap menerkam. Ditambah lagi, ia tidak tahu ada dimana saat ini. “Kalian siapa ? Aih kenapa aku … lepasin…” Ifah meronta namun ikatan di tubuhnya cukup kuat sehingga hanya menimbulkan gerakan kecil.

“Hai anak manis, sekarang kamu ada di tempat terenak di dunia.” bisik Raharjo. “Guys, ini ada jatah untuk kalian. Tetapi, pertama-tama gw mau bikin dia enak dulu.” Raharjo memanggil Udin dan Wahyu beserta para BD Troops yang nongkrong di markas. “Kalian mau apa ? Sam akan datang dan mengalahkan kalia….aaahhh…” belum selesai berbicara, Ifah langsung merasakan sengatan di bagian payudara dan vaginanya. “Berisik. Gue bikin enak lo.” Raharjo menaikkan daya alat tersebut. “Ooohh… aaaaahhh… stooppp… ampuuunnn…” Tubuh Ifah bergetar akibat efek sengatan. “Udaahhh… matiin… aaahhh… nggaakk…. Ooohhh…” Ifah menahan rasa sakit dan geli. “Enak kan ? Lo isep jari gw, nanti gw lepasin.” Raharo memasukkan jarinya ke mulut Ifah. Ifah perlahan-lahan mengemut setiap jari-jari Raharjo dengan lembut. “Bagus… anak pintar.” Raharjo mengelap jarinya menggunakan jilbab Ifah yang masih melekat di kepala akhwat itu. “Nih, terserah mau lo apain.” Raharjo menyerahkan remote ke Wahyu. “Haahh… katanya aku mau dilepasin..” Ifah kembali meronta. “Diem lo !” Wahyu menyalakan remote dan Ifah kembali menggelinjang. “Ini tombol apa ya warna merah ? lo tau ga Din ?” , “Udah, pencet asal aja.” Wahyu dan Udin memencet asal-asalan tombol tersebut. “Aaahhh… jangaaann… ooohhh… stoopp…. Uuhhh…” getaran tubuh Ifah semakin kencang. “Mmmhhh…. Mau pipiss… tapi…. Aaaahhhh….” Tubuh Ifah melenting kemudian tubuhnya mengejang orgasme. Tiba-tiba alat di vagina Ifah bergetar dan sedikit mengeluarkan percikan listrik kecil. Ifah kembali mengejang kemudian pingsan.Sam yang masih mengenakan topeng kemudian mencabut alat yang menempel di vaginanya. “Yah korslet. Lu berdua sih. Untung nih anak ga mati kesetrum.” Ujar Sam sambil mencabut dua penjepit di putingnya Ifah sambil mengecek tubuhnya. “Khilaf bro. Hehe..” ujar Udin. “Ini anak ga bakal bangun sampe besok. Mending lo semua tidur biar bisa mainin dia seharian.” ujar Sam. Para BD Troops yang semangat akhirnya kecewa. Udin dan Wahyu kemudian mengubah posisi ikatan di tubuh Ifah lalu menutup mulutnya dengan lakban.

Keesokan harinya, Ifah terbangun dan masih terikat di ruangan yang sama. Ia melihat sekeliling kemudian menangis karena ia menganggap kejadian semalam hanya mimpi. “Eh udah bangun mbak.” ujar Udin dan Wahyu yang semalaman menunggu Ifah. “mmmhh… mmmm…” Ifah berteriak namun sia-sia karena lakban di mulutnya. “Anak-anak pada ngampus tinggal kita doang disini sama dua abang kita.” , “Mbak cantik, mau sarapan enak ga hari ini ?” goda Wahyu sambil meraba payudara Ifah. “Tadi malem udah pemanasan kan.” Udin memasukkan jarinya ke vagina Ifah. Ifah hanya pasrah dikendalikan oleh dua serigala haus sex. “Langsung hajar aja nih ?” ujar Udin. “Inget, lobang depan jatah dia. Kita hajar lobang sisanya aja.” ujar Wahyu sambil melepas lakban di mulut Ifah. “Kalian… kalian mau apa ? jangaann…” Ifah meronta saat Udin mengubah posisi Ifah jadi menungging. “Berisik lo. Nih sarapan dari gw…“ penis Wahyu langsung menyosor mulut Ifah. Dengan nafsu Wahyu memaju mundurkan penisnya hingga Ifah sedikit tersedak. Udin sudah bersiap di belakang Ifah sambil mengarahkan penisnya ke lubang anus. Posisi Ifah yang menungging membantu Udin memasukkan penisnya ke lubang anus Ifah. “mmmhhh…. Mmmm… mmmhhhh….” Ifah menahan sakit saat penis Udin memaksa masuk ke lubang anus yang sangat rapat. “Lo ngomong apa sih ? Enak ya ?” Udin menghentakkan tubuhnya hingga seluruh penisnya masuk menembus lubang belakang Ifah. “hhhmhhh….mmmm…” Ifah menangis kesakitan karena pertama kalinya dibobol lelaki. “Asik.. kita balapan cepet-cepetan keluar.” Wahyu semakin semangat mencengkeram kepala Ifah sambil memaju mundurkan penisnya. Udin juga mempercepat genjotan di lubang anus Ifah. Ifah tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya pasrah dan menahan sakit. Beberapa menit kemudian, Udin dan Wahyu semakin menggila. “Gw keluar nih… makan nih sarapan ga boleh lo muntahin. Oohhh shiittt…” Wahyu mendorong penisnya hingga mentok di mulut Ifah sambil memuncratkan spermanya. Begitupun Udin yang menekan penisnya dalam-dalam di lubang anus Ifah sambil menikmati orgasmenya. Ifah tersedak dan mual karena semprotan sperma beruntun. Namun Wahyu menahan kepala Ifah memaksanya untuk menelan semua sperma yang keluar dari penis Wahyu. Kedua senior BD itu kemudian mencabut penis masing-masing lalu terduduk lemas. Begitupun Ifah yang berkeringat dingin dengan mulut dan lubang anus berlumur sisa sperma yang mengalir. Tubuh Ifah lemas dan sedikit sesak karena di oral dengan paksa.

Saat sedang bersantai, Sam datang dan langsung ke ruang tengah. Melihat Sam datang, Ifah dengan sisa tenaganya berteriak minta tolong padanya. “Saam ! tolongin gue…” . Sam kemudian menghampiri Ifah. “Sammm… tolong lepasin gue. Kita keluar dari sini mumpung mereka tidur.” ujar Ifah sambil menahan tangis. Bukannya melepas Ifah, Sam tersenyum lalu mengelus paha Ifah yang mulus sambil tangan satunya menekan-nekan puting Ifah. “Sam… uuhh.. lo kenapa.. aahh..” desah Ifah. Sam melepas celananya lalu mengangkat kaki Ifah hingga terlihat garis tanpa bulu di selangkangannya. “Sam… jaa…aaahhh… ngaaa…” teriak Ifah saat penis Sam mulai sedikit demi sedikit memaksa masuk ke vagina perawan Ifah. “Jangaann… aaahh… sakiittt… tolong…” vagina Ifah yang masih kering membuat rasa sakit semakin menjadi. Dengan sekali hentakan, penis Sam langsung menembus vagina Ifah hingga mentok. “AAaaakkkhhh…” Ifah hanya mengeluarkan suara pelan. Sambil memeluk kedua kaki Ifah, Sam menggenjot Ifah dengan kecepatan tinggi. Ifah yang sudah semakin lemah hanya pasrah sambil menatap kosong langit-langit ruangan tersebut. “Faahh… gue keluar….” Sam mendorong penisnya dalam-dalam. Ifah memejamkan mata sambil menangis saat Sam memuncratkan sperma di dalam vaginanya.

Sam kemudian mengambil kamera di tasnya lalu memfoto setiap bagian tubuh Ifah. “Kalo lo macem-macem, gw pajang foto lo di mading musholla.” Sam kemudian mengelap penisnya menggunakan jilbab Ifah yang sudah acak-acakan. Kemudian ia memakai kembali celananya dan pergi. “Gue mau ngampus.” Sam menutup pintu ruangan tersebut. Beberapa hari kemudian, satu persatu akhwat di organisasi dakwah kampus ditaklukan oleh Sam yang sudah bekerjasama dengan BD. Setiap pulang kuliah, para akhwat termasuk Ifah harus rela menjadi tempat pembuangan sperma oleh Sam dan anak-anak buahnya di sekre organisasi dakwah kampus. Tanpa sepengetahuan siapapun, salah satu organisasi backingan Nabila sudah runtuh. Sambil menengok ke gedung pusat kegiatan siswa, Sam melihat Nabila dan kawan-kawan sedang berkumpul untuk rapat. “Waktu kalian sudah semakin sempit. Sebentar lagi kalian akan bubar.” batin nya sambil tersenyum. Sementara itu, selagi Sam dan BD sedang menikmati Ifah di tempat lain terdapat salah satu anggota srikandi Nabila yang sedang tertunduk sambil memegang kertas penuh coretan.

credit to : marcioz

Comments

Popular posts from this blog

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 17

Senin pagi yang cerah. Aku berjalan santai menyusuri jalanan komplek perumahanku. Aku baru saja membeli lontong di depan komplek untuk serapan. Karena tempatnya yang tidak begitu jauh, jadi ku putuskan untuk jalan kaki saja. Pagi-pagi begini suasana sekitar komplek perumahanku memang cukup ramai. Baik oleh pejalan kaki sepertiku maupun kendaraan yang berlalu lalang. Soalnya memang jam berangkat kerja dan berangkat sekolah sih. Aku sendiri free hari ini, gak ada jadwal kuliah. Aku hanya memakai baju tidur piyama dan celana panjang warna pink saat ini. Untuk jilbabnya aku memakai jilbab sorong yang simpel warna item. Ya iya, ngapain juga pakai baju bagus-bagus amat untuk beli lontong. Pakai baju tidur gini aja udah banyak mas-mas dan bapak-bapak melirik aku >,<

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 12

Nana : Gue jawab, "Ogaahh! Lo playboy!" Ochi : Wkwkwkwkwk, Gagal gombal! Ai : Seruuu! Trus Mama kamu gimana? Nana : Ha ha ha... Mama ketawa aja. Nana : Udah ya ceritanya! Pegel ni ngetiknya... he he Ai : Yaah... trus endingnya gimana tuh sarapannya? Nana : Oya, he he, habis sarapan aku ijin Mama ajak kak David ke kamarku. Nana : Mama cuma bilang, "Dasar... Udah sana!" Hi hi... Nana : Trus kita ML lagi deh di kamarku sampe siang. Nana : Nah pas ML paginya itu tuh baru bisa berkali-kali… Eh, kalo ga salah 3 kali.

Dira (Inilah Yang Aku Mau) Part 15

Sret! Tiba-tiba Ochi menarik selimut dan meringkuk di dalamnya. Sebagian tubuhku jadi tersingkap. “Kyaa… Ochi, bagi-bagi dong selimutnya… Berdua!” Protesku. Dia hanya tertawa. “Dingiiin… Kamu kan udah biasa bugil…” Ledeknya. “Udah biasa bugil tapi tetep selimutan kali…” Aku merangsek ke sampingnya supaya tubuhku bisa tertutup selimut semua. Kami tertawa geli.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 18 "TAMAT"

Aku terbangun saat hari sudah siang. Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Ternyata tadi aku ketiduran di ruang tamu. Ketiduran dengan masih telanjang bulat dan wajah penuh sperma, dan sekarang wajahku jadi lengket-lengket karena noda sperma yang mengering. Gak enak banget rasanya. Akupun memutuskan untuk mandi. Ahhh... sungguh gila apa yang barusan terjadi. Yang pertama dengan si kurir, lalu dengan bocah-bocah mesum itu. Aku bersyukur tidak sampai disetubuhi tadi. Meskipun aku udah horni dan penasaran pengen disetubuhi, tapi aku kan tidak ingin juga dengan sembarang orang.

Badan Enak Mahasiswi Part 7 : Susu Rasa Firda

Firda, mahasiswi senior mentor Nabila sekaligus penasihatnya di BEM. Karena kesibukannya itu, skripsi Firda menjadi terbengkalai. Padahal ia sudah tinggal satu semester lagi untuk lulus dari Pelita Nusantara. “Kamu ini kapan lulus nak ?” begitulah kalimat ibunya setiap menelpon Firda. Hal itu secara tidak langsung membuat dirinya bingung dan kemungkinan akan vakum atau bahkan melepas Nabila di BEM demi skripsinya. Suatu sore, ia baru saja dimarahi dosen pembimbingnya karena dianggap tidak serius dalam mengerjakan kuliah. “Tugas mahasiswa itu salah satunya adalah penelitian. Seharusnya mahasiswa tingkat akhir seperti kamu paham dengan hal itu. Gimana progress skripsi kamu ?!” Mr. Hans, dosen pembimbing Firda mulai berceramah. “I.. ini pak. Saya belum sempat menyelesaikan bab 3 saya karena sibuk di kegiatan luar.” ujar Firda terbata-bata. “Sibuk ? Memangnya adik-adik kamu itu tidak becus mengurus BEM sampai kamu juga yang harus ikutan ?” sindir Mr. Hans. “Maaf pak. Saya i...